Suara ketukan gelisah di pintunya membangunkan Olivia. Dia bangun dengan cepat, bingung dan panik saat mencoba memahami apa yang sedang terjadi. Malam tadi begitu menyakitkan bagi dia dan dia mengalami malam yang menyedihkan, terus menerus dihantui oleh pertanyaan apakah yang dia lakukan itu benar atau salah.
Pintu terus berdentang lagi dan dia berdiri, perlahan menggosok matanya sambil mengambil jubah sutranya untuk mengecek siapa orang tidak sabar ini dan berjalan terseok-seok menuju pintu, masih setengah tertidur.
Saat dia membuka pintu, hembusan udara dingin menyambutnya, mengirimkan serasan dingin ke tulang punggungnya. Berdiri di hadapannya adalah Seb, siluetnya terlihat menonjol di silauan sinar matahari yang keras. Rasa bingung dan harapan yang sejak lama dia kubur, terungkap dalam dirinya, "Seb..."
Apakah dia datang ke sini untuk menghentikannya? Untuk meminta dia bersamanya? Itu adalah sesuatu yang tak berani dia impikan.
