Isabella menggigit bibirnya, pandangannya mengunci pada mata Ian dengan ragu sebelum dia mengambil napas dalam-dalam. "Ian, aku memang mencintaimu. Tapi kita tidak bisa bersama. Aku butuh waktu. Aku harus pergi."
Ian menghela napas, wajahnya menunjukkan campuran pengertian dan kekhawatiran saat dia memeluknya erat. "Isabella, apakah kamu akan mengatakan bahwa kamu perlu putus denganku lagi? Kita bahkan belum bersatu kembali."
Isabella menghela napas, matanya sejenak terpejam sebelum menatapnya lagi. "Mungkin kita bisa beristirahat... Mengetahui kamu mencintaiku memberiku kekuatan untuk menghadapi semuanya."
Ian tertawa, kilauan nakal terlihat di matanya. "Boneka kecilku, kau pikir aku tidak tahu apa yang terjadi padamu saat aku mengatakan aku mencintaimu? Siapa yang menuduhku tidak mengetahui batasanku? Selalu mendorong batasan? Aku pikir kamu mengenal baik aku..."
Isabella terdiam, matanya melebar kaget. "Apa yang telah kamu lakukan?"
