Alexander Sterling duduk di belakang meja raksasanya sementara asistennya berdiri di depannya, dengan cemas memegang sebuah berkas. Kantor penthouse yang mewah milik pria itu dihiasi dengan jendela dari lantai hingga langit-langit yang menawarkan pemandangan panorama cakrawala kota tetapi kedua pria itu sama sekali tidak memperhatikan sekitarnya.
Robert mengklar throat, suaranya bergetar sedikit saat ia mulai melaporkan sebuah masalah yang sangat sensitif. "Tuan Sterling, saya telah mengikuti perkembangan mengenai putri mendiang saudara Anda. Sepertinya ada beberapa masalah yang kami temukan."
Mata Alexander menyipit, kesabarannya berkurang. "Dan?"