Seb menatap hujan di luar dengan perasaan seakan-akan alam pun bersatu untuk mencerminkan suasana hatinya yang muram. Dengan napas berat, ia menggulir pesan-pesan yang ada di ponselnya, membalas yang memberi ucapan selamat dengan rasa terima kasih dan menghindari undangan ke pesta dengan alasan bahwa ia merasa tidak enak badan. Ya, itu tidak sepenuhnya salah—dia memang merasa tidak enak badan, hanya saja tidak seperti yang orang-orang kira.
Dengan napas berat, ia menunduk ke piringnya yang tak tersentuh dan bertanya-tanya untuk kesekian kalinya apakah tamu malamnya itu sudah pergi dari kamar atau belum. Dia sedang tidur lelap ketika Seb pergi sekitar dua jam yang lalu. Sialan! Dia sudah bertekad untuk tidak pernah tidur dengan seseorang setelah berhubungan se* dengannya! Dan namun, seperti orang bodoh, dia telah dengan sembrono mengingkari sumpah itu dengan wanita yang menjadi alasan dia membuat sumpah itu pada awalnya.
