Robert berteriak sampai rasanya paru-parunya akan terlepas dari mulutnya. Masih duduk di sana, menyaksikan anak-anaknya dibunuh tepat di depan matanya, dia merasa benar-benar tidak berharga. Dia tidak bisa melindungi istrinya dari perkosaan. Sekarang, dia juga tidak bisa melindungi anak-anaknya dari pembunuhan brutal tepat di depan matanya.
"Semoga jiwa mereka beristirahat dengan damai," kata Francis saat dia menatap mayat kembaran itu dan darah mengalir keluar dari dahi mereka.
Sekali lagi, Robert mulai berjuang lebih keras melawan dua orang yang berusaha sekuat tenaga untuk menahannya tetapi kali ini, tampaknya dia kehilangan kendali. Di tengah perjuangannya, sebuah ledakan terdengar di depan tempat persembunyian.
"Siapa itu?! Pergi cek siapa itu," perintah Francis kepada anak buahnya. Begitu anak buahnya melangkah keluar dari ruangan, menuju luar, peluru terbang langsung menembus kulit mereka, membuang nyawa mereka di tempat itu.