Chapter 188 - HANYA SEBUAH TELEPON

Ketika Erika hendak menuju lantai dua, dia bertabrakan dengan seorang pria. Mundur selangkah, dia memperhatikan pria itu yang menatapnya dengan mata melebar.

Siapa ini? Erika berpikir dalam hati. Dia melihat tato yang ada di buku jarinya, jas merahnya yang terlihat mencolok, dan rambut sebahu yang diikat menjadi ekor kuda.

Cincin ular yang melilit di jarinya dan tato-tato itu mengindikasikan bahaya, semuanya dari dirinya.

Erika terus mengamatinya, tanpa menyadari bahwa dia juga melakukan hal yang sama.

Viper berdiri di tangga dan mempelajari ekspresi wajah Erika. Dia melihat Erika mengerutkan keningnya, membuat kerutan di dahinya.

"Kamu pasti Erika," katanya, membuatnya menatap wajahnya.

Dahi Erika mengerut lebih dalam saat dia mendengar namanya terucap dari mulutnya.

This is the end of Part One, download Chereads app to continue:

DOWNLOAD APP FOR FREEVIEW OTHER BOOKS