Tangan Matilda terkepal menjadi tinju saat rasa menyesal memenuhi hatinya. Dia takut hidup sendiri dan tidak ingin kembali ke rumah ayahnya.
Dia juga yakin bahwa hubungannya dengan Devin tidak akan pernah sama setelah kejadian itu. Dia menganggap cinta Devin sebagai sesuatu yang pasti, dan akhirnya Devin menyerah padanya.
Tiba-tiba dia merasa lapar tetapi ingat bahwa makanannya masih ada di mobil, jadi dia pergi mengambil sereal dari dapur.
Saat dia makan, panggilan mulai berdatangan dari rekan sekolahnya, tetapi dia tidak menjawab satupun. Setelah makan, dia mematikan ponselnya dan tidur di sofa.
Beberapa jam kemudian, dia terbangun, tetapi tidak ada tanda-tanda Devin. Melihat waktu, dia telah tidur selama delapan jam, dan sudah malam.
Dia menelepon nomor Devin, tetapi ponselnya dimatikan. Matilda merasa gelisah, merasa tidak nyaman, karena ponsel Devin tidak pernah mati sebelumnya, dan dia tidak pernah pulang larut malam tanpa dia.
