"Raja Atticus, saya harus mengatakan bahwa saya terkejut Anda menyetujui undangan saya," ujar Francessa Seibert, dengan semburat merah yang polos di pipinya saat dia menatap rajanya.
"Bagaimana mungkin saya tidak?" Atticus tersenyum kepadanya dengan rasa penasaran, seolah-olah Francessa adalah yang aneh karena berpikir sebaliknya. "Saya selalu menyukai makanan, dan saya tertarik untuk mencoba apa yang ditawarkan restoran baru Anda."
"Maka saya harap restoran sederhana saya memenuhi harapan Anda." Francessa membungkuk dengan rendah hati sebelum melihat kebanggaan terbarunya.
Dia akhirnya membuka restorannya, tepat di pusat kota. Restoran itu memiliki dua lantai, menu yang luas, dan dia bahkan sengaja mempekerjakan koki dari berbagai daerah agar dapat menyempurnakan hidangan yang dia bayangkan. Itu adalah investasi yang mahal, tetapi bagi dia, setiap sen layak dibayarkan.