Atikus melihat seorang kepala pirang di tengah-tengah badai pasir yang berputar. Ia tahu itu Jonah karena hanya orang bodoh sepertinya yang tidak menggunakan sihirnya untuk melindungi diri dari butiran pasir, melainkan membungkus wajahnya dengan jubah konyolnya yang dimaksudkan untuk mengusir dingin malam.
"Jonah! Kenapa kamu tidak mencari perlindungan?" Atikus menuntut saat ia terbang mendekat.
Mata hijau Jonah sudah basah dan merah, mungkin karena iritasi dari angin. Mulutnya bergerak, tapi badai sangat keras, dan Atikus tidak bisa memahami kata-kata Jonah atau membaca bibirnya di bawah jubah.
"Aku tahu kau merindukan diriku yang luhur ini, tapi kau benar-benar harus menjaga dirimu sendiri," Atikus mendesak. Ia bergerak lebih dekat lagi, merapatkan diri kepadanya sehingga dia bisa melindungi Jonah dengan sihirnya sendiri. Dia akan selamat dari apa pun yang dilemparkan gurun kepadanya, tetapi Jonah sedikit lebih rapuh dan jauh lebih ceroboh.
