Dia merasa sedikit puas melihat ekspresi keterkejutan di wajah Nathaniel.
Bagus. Setidaknya pria itu masih memiliki sedikit hati nurani yang tersisa.
"Untuk mendapatkan kekuatan itu..." Daphne terdiam. "Apakah kau berencana membawaku kepadanya sendiri?"
"Tidak akan! Tapi mengapa dia mau―" Nathaniel terbata-bata, kini benar-benar bingung. Dia menatap ke atas pada Daphne, berkedip-kedip seperti itik yang kebingungan. "Dia masih mengejarmu? Kupikir dia pasti sudah menyerah."
"Jaringan informasi kalian bermasalah," sahut Atikus dengan enteng. Sudah waktunya baginya untuk menginterogasi pria pirang nan muram ini. "Kapan dan di mana terakhir kali kau bertemu dengannya?"
"Sebulan yang lalu. Di Reaweth," kata Nathaniel dengan mudah terlontar dari bibirnya. Saat itu, Daphne dan Atikus masih terlindung dengan aman di Vramid.
"Untuk apa?"