Pria itu bersandar lemas, rambutnya acak-acakan, tangan terikat di belakang, dan kakinya diikat bersama, membuatnya tidak dapat bergerak. Meski suara pintu berderit yang terbuka berdentang melintasi pondok kecil itu, Pangeran Nathaniel bahkan tidak bergerak sedikit pun.
Jika tidak karena naik turunnya bahunya yang memberi tahu Daphne bahwa dia masih bernapas, dia bahkan mungkin mengira dia sudah mati, terbunuh oleh suami dan sahabatnya.
"Kenapa dia di sini?!" Daphne bertanya dengan ngeri. Mereka berpisah dalam keadaan tidak baik, tapi itu tidak berarti dia menginginkan dia tertangkap dan disiksa!
Secara instan dia berlari ke depan, memeriksa Pangeran Nathaniel untuk luka dan goresan. Tidak banyak, tapi Daphne bisa mencium bau darah darinya meskipun melalui kotoran dan debu.
Daphne berputar, mengerutkan kening saat dia mengarahkan pertanyaannya pada Jonah. "Apa yang telah kamu lakukan padanya?"
