Dani terkejut, dia memalingkan kepalanya ke arah Abel. Sebagai tanggapan, Abel hanya mengedipkan matanya padanya, membuatnya bermuka merah. Mengapa dia mengedip di hadapan orang tuanya? Apakah dia sedang gila?!
Dia menatapnya dengan tajam, tapi itu segera hilang ketika ibunya batuk untuk menarik perhatian mereka.
"Memang bagus kamu bisa makan makanan normal. Tapi cukup bicara untuk sekarang. Kita semua harus mulai makan," Donna memaksa, mencoba menenangkan suasana di meja. "Saya minta maaf atas George jika dia sedikit tidak peka malam ini. Begini, Dani adalah putri kami satu-satunya, dan saya harap kamu bisa mengerti betapa protektifnya kami. Kamu hanya beruntung karena saudara laki-lakinya, Atlas, tidak ada di sini sekarang…"
"Atlas akan membunuhnya," gumam George.
"George!" Donna mencela ayahnya dengan bibir menyipit.
