Lebih jauh lagi, semalam, Lin Sheng menerima telepon dari putra ketiga Keluarga Meng, Meng Zhi. Suara di ujung sana sungguh-sungguh dan penuh instruksi, memohon Lin Sheng untuk menjaga Gu Dai hari ini dan memastikan tidak ada yang salah terjadi.
Gu Dai, melihat kegigihan Lin Sheng, memutuskan untuk tidak membujuknya lagi.
Meskipun ia menghabiskan malam tanpa tidur, wajahnya menampakkan tanda kelelahan, saat matanya menatap foto orang tuanya di batu nisan, ia merasakan kejernihan yang belum pernah ada sebelumnya. Matanya yang merah, tertuju pada pemandangan di depannya.
Foto hitam putih yang pudar dan tercuci oleh hujan, masih memancarkan kenangan tentang orang tuanya. Ayahnya, sosok yang lembut dan terpelajar; ibunya, anggun dan tenang. Hal itu membuat orang merasakan perjalanan waktu yang lembut.
Kenangan masa bersama orang tuanya terlintas di pikiran Gu Dai, dan ia berlutut di tanah, kepala tertunduk, air mata perlahan-lahan jatuh dari matanya yang merah.