Iris merasa seolah-olah dia sedang berjalan ke dalam sebuah ruangan terang yang dipenuhi cahaya menyilaukan, di mana kaca berwarna yang melapisi dinding-dindingnya menyebarluaskan cahaya itu dan menaburkannya ke berbagai warna di lantai berubin.
Ruangan itu indah, namun tak ada seorang pun di sana selain dirinya. Dia sendirian, tetapi pada saat yang sama, dia tidak merasa sendirian, seolah-olah ada seseorang di sana untuk membimbingnya.
Tapi, membimbingnya kemana? Dia tidak sedang pergi kemana-mana…
Iris melihat sekeliling, namun aula ini hampir kosong dan tidak ada yang bisa dilihat, kecuali podium tinggi di depannya.
Maka, ia berjalan mendekat ke arah podium itu. Dia merasa terdorong untuk mencapai tempat itu dan penasaran dengan cahaya menyilaukan di belakangnya.
Kakinya membawanya ke sana, bahkan tanpa dia sadari.
Iris mendaki beberapa anak tangga menuju podium, sebelum akhirnya dia melihatnya.