Adrik berhenti, dan matanya berkedip perlahan.
Detak jantungnya terlonjak, dan dengan sangat menyadari siapa pemilik suara itu, dia menarik napas panjang dan dalam.
Perlahan dia berbalik, dan pandangannya bertemu dengan Ileus, yang berdiri menatapnya.
Mereka saling memandang selama satu menit penuh sebelum Ileus melangkah maju.
"Apakah… benar kamu?" Dia bertanya, jelas tidak percaya.
Adrik, yang sepenuhnya terdiam, berdiri terpaku menatapnya, tidak tahu harus berkata apa.
Apakah seharusnya dia meminta maaf terlebih dahulu?
"Ileus, saya—-"
Sebelum kata-katanya sempat selesai, Ileus, yang telah mendekat, meraihnya, menariknya ke dalam pelukan erat.
Dia memeluknya dengan sangat erat, seolah-olah jika dia melepaskannya, Adrik akan menghilang lagi.
Dengan terkejut, Adrik berkedip, tidak menyangka bahwa Ileus akan memeluknya.