Nafas dalam lepas dari hidungnya, dan dia menundukkan kepalanya begitu merasa Everly menggenggam tangannya.
Dia menatapnya mengambil sisir dari tangannya dan mengangkat kepalanya untuk menatapnya.
"Bisa duduk?" tanyanya, dan Valerio berkedip.
"Uh…ya." Sebuah kilatan kejutan berkedip di matanya, dan dia duduk di kursi.
Dia mulai menyisir rambutnya, dan kesal dengan kecanggungan dan keheningan di sekitar, Valerio pun meringis.
"Everly, apa—"
"Jangan bicara padaku, Valerio. Biar aku yang melakukan pekerjaanku. Hari ini adalah hari terakhirku, dan aku ingin segalanya berjalan dengan damai." Dia memotong sebelum Valerio sempat melanjutkan, membuatnya langsung terdiam.
"Saya mengerti." Dia mengangguk dan membersihkan tenggorokannya. "Maafkan saya." Dia meminta maaf dan menjadi diam.
Dia tetap diam sepanjang waktu dan berdiri begitu dia selesai merapikan rambutnya.
Dia keluar dari kamar dengan wajah tanpa ekspresi, meninggalkan Everly yang menatap punggungnya yang menjauh.
