Tak ada suara lain selain kesunyian di dalam ruangan itu.
Rex masih bisa menjaga kesabarannya. Mungkin karena dia sudah mengetahui perasaan saudaranya terhadap Evelyn sehingga dia tahu bahwa hari itu akan datang lebih cepat atau lambat.
Elias yang masih tidak bisa menguasai dirinya.
Dia dan Evelyn juga yang paling keras berteriak 'apa' setelah saran dari Regan.
Elias menatap tuannya dengan rasa ngeri seolah-olah dia tak pernah membayangkan akan tiba hari di mana tuannya harus menikah juga.
Dan Evelyn...wajahnya tampak sangat pucat seolah-olah berpikir bahwa sebatas hal itu sudah merupakan dosa bagi dirinya sendiri.
Regan sama sekali tidak memperhatikan Elias. Perhatiannya tertuju pada Evelyn yang wajahnya pucat.
Regan mendesah pahit. Dia tidak pernah berpikir bahwa suatu hari akan ada seorang gadis yang tampak pucat pada pemikiran untuk menikah dengannya. Meskipun dia memiliki bekas luka di wajahnya, para kecantikan yang dikirim oleh ayahnya sangat gigih dalam menggodanya