Di kamar yang gelap, Evelyn duduk di sudut. Ini adalah kamar yang sangat kecil di belakang rumah tempat mereka dulu memelihara dua ekor sapi. Namun, tidak lama ini mereka menjualnya dan sekarang kamar ini kosong.
Mata Evelyn merah dan bengkak. Hal yang paling terlihat adalah kehampaannya.
Kini tak ada lagi cahaya dan keceriaan di matanya yang dulu ia bawa saat ia pertama kali masuk ke rumah ini tiga tahun lalu.
Gaunnya penuh dengan bekas darah dan sepatunya masih merah karena darah. Ada juga bekas jari di pipinya seolah-olah dia telah dipukuli.
"Evelyn..."
Tubuhnya mulai gemetar hebat ketika ia mendengar bisikan namanya. Dia bahkan tidak berani melihat ke sosok di sudut lain. Matanya tetap kosong saat ia menatap lututnya dan tangannya mencengkeram gaunnya dengan erat.
Tubuh Oliver yang penuh dengan darah dan luka tusukan terus berkedip di depan matanya.