"Seberapa berbedakah ayam yang dibesarkan tuan tua dari ayam di luar sana?" Fu Sinian tiba-tiba bertanya.
Shi Qian meringis.
Apakah dia berbicara padanya?
"Qian Qian, menurutmu ayam yang diberi makan Kakek lebih baik daripada yang lain?" Si tua itu marah.
Keinginan sialan untuk menang ini bergejolak naik.
Apakah sangat sulit membuat anak ini mengakui buah dari jerih payahnya?
Shi Qian hendak berbicara saat Fu Sinian kembali berbicara.
"Kamu tidak ingin tahu apakah ayamnya enak. Kamu hanya ingin mendengar sanjungan bodoh dari beberapa orang."
Ekspresi Wen Lan berubah.
Shi Qian semakin malu.
Bagaimana dia bisa dibilang bodoh dan menjilat?