"Tuan Muda Fu, Anda sudah di rumah," ingatkan Shi Qian dengan suara keras, berharap dapat mencegah Fu Sinian kehilangan kendali.
Fu Sinian mencubit dagu Shi Qian dan mengusap dagunya yang halus dengan jari-jarinya.
Shi Qian menatap balik ke arah pandangan Fu Sinian. Hanya dalam sekejap, dia merasa tak mampu untuk menolak.
Matanya sedikit memabukkan, seperti kolam air mata yang tiba-tiba berkerut karena angin hangat. Selain itu, pandangan matanya begitu lekat sehingga seakan-akan dapat menarik benang sutera.
"Qian Qian, aku ingin menciummu," katanya tiba-tiba.
"Tidak! Tidak!" Shi Qian langsung menolak. "Fu Sinian, lihat baik-baik. Kita sekarang di dalam lift."
"Qian Qian, apakah kamu maksudkan kita tidak bisa melakukannya di lift?" tanya Fu Sinian padanya.
Shi Qian terdiam. Dia menjawab tanpa berpikir, "Tidak!"
Fu Sinian benar-benar melepaskan tangannya dengan patuh.
Shi Qian menghela napas lega. "Tuan Muda Fu, Anda tinggal di lantai berapa?"
"Dua puluh enam."