HARALD POV
Saya melangkah hati-hati ke dalam penjara bawah tanah yang suram itu, mengikuti langkah Azar yang memandu kami. Kami bertemu beberapa penjaga yang berdiri di pintu masuk. Sambil bergerak, saya mengingat tempat itu untuk jaga-jaga jika kami harus melarikan diri. Penjara bawah tanah itu sangat menyeramkan, rangka manusia terletak di dinding, tulang-tulangnya terkremi di bawah kaki kami saat kami berjalan masuk.
Udara tebal dengan bau apek, kombinasi kelembapan dan kebusukan. Obor yang berkedip di dinding batu menciptakan bayangan menghantui, menari dan bergoyang seolah-olah mereka hidup. Suara tetesan air bergema di seluruh ruangan batu yang dingin, menciptakan simfoni seram yang mengirimkan menggigil di tulang punggung saya.
