Air mata mengalir dari mataku saat teriakan tersedu terlepas dari bibirku. Aku meronta di bawah tubuh pria itu, berusaha untuk melepaskan diri dari cengkeramannya meski aku merasakan nyeri yang tajam. Ketika aku merasakan penisnya menyentuh pahaku, aku hampir pingsan. Pria itu mendesah dengan penuh kenikmatan saat ia terus menggosok-gosokan dirinya ke paha saya yang tetap saya rapatkan.
"Ayo, buka untukku!" Dia berkata sambil menepuk paha saya lebih keras. Saya berteriak ke dalam pakaian tapi dia seolah-olah mengira saya menikmatinya karena dia mendesah dan matanya terguling ke belakang kepala saat ia terus menggosok dirinya kepadaku. "Itu dia sayang, teriak untukku!"
Dengan geram aku melempar kepalaku ke belakang sebelum menabrakkannya keras kepadanya sehingga ia mundur terhuyung-huyung. "Kenapa kau sialan jalang?" Dia menggeram sambil mengepal tangannya menjadi tinju sebelum memukul wajahku.
