```
Tidak, tidak, tidak, anak-anakku! Bukan mereka! Bukan si kembar! Tolong! Aku memohon dengan putus asa kepada dewa mana pun yang mendengar di saat itu. Aku berlari menyusuri koridor dan bergegas ke kamar mereka. Begitu aku menekan pintu terbuka, aku disambut oleh pengasuh mereka yang lain yang terjatuh ke tanah saat melihatku. Aku mengabaikannya dan melangkah hati-hati mendekati buaian si kembar.
Semua terasa begitu sunyi! Terlalu sunyi! Pikirku saat mendekati buaian mereka, detak jantungku bertalu-talu dalam dada, takut akan apa yang akan kulihat. Cyril terbaring diam di buaian, napasnya tak beraturan. Dada kecilnya naik turun seakan dia berusaha melawan penyakit. Oh dewa-dewa! Aku terisak saat berlutut di samping buaian itu.
Cyril di sisi lain tidur, napasnya teratur tapi aku melihat wajah kecilnya meringis kesakitan dalam tidurnya. Aku mengeluarkan isak pilu saat menatap anak-anakku.