Hati saya remuk berkeping-keping melihat pria di depan saya. Dia tampak seperti suami saya tetapi dia bukan suami saya. Pria itu menatap saya tanpa tanda pengenalan di wajahnya. Air mata mengalir di pipi saya dan Ivan hanya terus menatap saya dengan pandangan kosong, dia sudah pergi! Saya kehilangan dia! Saya telah kehilangan segalanya! Rumah saya, teman-teman saya, suami saya, semuanya! Semua ini karena Ravenna! Namun saya tidak akan membiarkan dirinya menang! Saya tidak akan!
Mendekat ke arahnya, saya mencoba menyentuh Ivan, "Dengarlah aku Ivan, kamu..." Sebelum saya dapat melanjutkan kata-kata itu, Ivan sudah mencekik leher saya, menghentikan perkataan saya.
"Sudah saya bilang..." Ivan melenguh kasar padaku, "Jangan. Menyebut. Namaku!" Dia menerangkan sambil menatap saya dengan matanya yang membara merah.
"A...A...A..." Saya tercekik masih mencakar tangannya, "Ivan." Akhirnya saya berhasil bersuara kecil.