Saat saya kembali ke kastil, saya langsung menuju ke sarang Madea. Hal itu dilakukan karena saya memerlukan bantuannya dan juga karena tempat itu adalah tempat paling aman untuk berbicara tanpa ancaman Azar yang menggantung di atas kami. Madea sedang asyik membaca di sebuah kursi saat saya menemukannya. Matanya membulat ketika melihat saya dan dia langsung berdiri dari kursinya untuk memberi hormat dengan membungkuk saat melihat saya.
"Yang Mulia, ada apa mengunjungi tempat ini?" dia bertanya padaku.
Saya bergegas ke arahnya, menangkap pergelangan tangannya. "Tempat ini dilindungi, kan?"
Madea memberi saya pandangan aneh. "Yang Mulia, Anda berada di istana tentu saja tempat ini dilindungi."
"Bukan itu yang saya maksud." Saya memberitahunya, suara saya merendah menjadi bisikan. "Yang saya maksud, apakah tempat ini dijaga? Saya perlu berbicara dengan Anda."