Ketika saya bangun, saya melihat raut wajah teman-teman saya tengah menatap kearah saya. Dengan alis berkerut, saya mencoba mengingat apa yang terjadi tetapi pikiran saya kosong. Sambil menghela napas, saya mencoba duduk tetapi saya tidak bisa berdiri sama sekali, saya merasa lebih lemah dari biasanya. Ivan melihat apa yang ingin saya lakukan lalu mendekati saya dan langsung menarik saya ke posisi duduk. Pandangan saya serakah beralih ke minuman dingin di bangku. Kiran melihat ini dan mengambil minuman itu lalu memberikannya kepada saya.
Saya menerimanya dengan senyum sebelum meneguk isinya sekaligus, menyukai bagaimana esnya meleleh di mulut saya. Membuka mata, saya memalingkan pandangan kembali ke Ivan yang memperhatikan saya dengan mata hati-hati. "Apa yang terjadi?" Saya bertanya dengan suara serak.
"Kamu tidak ingat?" Ivan bertanya sambil mencari tanda pengenalan di wajah saya.