Sidang pertamaku dimulai hari ini. Aku dibawa keluar dari penjara bawah tanah dan masuk ke ruang takhta. Orang-orang mengejek ketika mereka melihatku tapi aku tak merespons mereka atau membalas. Aku mengerti perasaan mereka, mereka merasa terzalimi dan menuntut keadilan atas meninggalnya seorang anak lelaki yang telah mati dan direnggut dari keluarganya. Aku menatap ke arah Ivan yang duduk di atas takhtanya dan walaupun ia menunjukkan ekspresi serius di wajahnya, aku masih bisa melihat kekhawatirannya untukku.
Aku menatap Ivan dengan ekspresi datar di wajahku, berusaha keras menyembunyikan perasaanku karena aku khawatir padanya. Meskipun aku terkunci selama tiga hari di dalam penjara bawah tanah, Ivan tidak sekali pun datang menjengukku. Teman-temanku datang setiap hari, mereka meyakinkanku dan memberiku update tentang apa yang terjadi di kastil dan bagaimana keadaan anak-anakku tapi Ivan tidak datang.
