Jalan-jalan di kota adalah yang aku butuhkan untuk meredakan pikiranku. Namun pada saat yang sama. Aku tidak bisa menghentikan pikiranku untuk kembali ke Arnold dan ibunya. Sudah jelas dia ingin ikut dalam turnamen tetapi ibunya tidak mampu membiayainya dan daripada mengamuk, dia tersenyum pada ibunya meskipun dia terluka.
Karena aku memikirkan tentang Arnold dan ibunya, aku tidak melihat orang yang mendekat sampai aku menabraknya. Aku langsung meminta maaf berulang kali saat aku menatap orang asing yang tinggi itu hanya untuk menyadari bahwa dia sama sekali bukan orang asing, itu adalah Zaron!
"Hai." | berkata pelan saat Zaron mengulurkan tangan untuk menstabilkan diriku.
"Hey." Zaron membalas dengan tersenyum memperlihatkan deretan gigi putihnya yang mengkilap.