Saya menatap Harald yang memberi saya tatapan menusuk. Tiba-tiba terasa panas di sini, saya menahan dorongan untuk gelisah di kursi karena bisa merasakan tatapan menghunjam kulit saya. Saya memaksa wajah saya tetap netral meskipun serangkaian pertanyaan berkecamuk dalam pikiran saya atas pengungkapan Harald. Ini seharusnya tetap menjadi rahasia. Ini seharusnya menjadi rahasia dan memang benar begitu. Tapi bagaimana Harald bisa tahu? Hal itu sama sekali tidak mungkin!
"Saya sama sekali tidak tahu apa yang Anda bicarakan," kata saya dengan wajah yang serius.
Harald memiringkan kepalanya ke arah saya. "Oh, ayo, jangan berpura-pura. Kami tahu Anda memiliki jiwa dewi api, Tag'arkh di dalam diri Anda," katanya.
Saya mendengar Dahlia menarik napas dalam-dalam dan saya bisa merasakan keringat bercucuran di dahi saya tapi saya masih memaksa diri untuk tetap duduk sambil menatap Harald.
"Apa yang dia bicarakan?" tanya Dahlia sambil menatap saya.