Di Mansion Pinra, Wilayah Kawanan Bulan Sabit Perak
"Yang Lady Deni mampu lakukan hanyalah melukai kaki Nyonya Clara. Dia gagal membunuhnya dan akhirnya meninggal dalam prosesnya. Apa yang harus kita lakukan sekarang dengan saudara lelakinya yang saat ini berada dalam kepemilikan kita?"
Pinra bersantai dalam mandi sorenya saat orang kepercayaannya melaporkan kejadian hari itu. Air hangat di kamar mandi luasnya terasa menenangkan saat ia menyendiri di sudut damai rumah besarnya, pikirannya sudah berputar mengenai apa yang baru saja ia dengar.
Dengan malas ia berkedip, mengangkat bulu matanya yang panjang, ia perlahan membuka mata abu-abu gelapnya. Ia memiliki mata yang indah dan tampak baik, meskipun pandangannya menyimpan kilau sinis ketika ia dengan dingin menegur pria tersebut. "Bodoh… Saya sudah bilang saya tidak ingin melihat Clara di final, dan inikah yang mampu dia lakukan? Hanya melukai kakinya? Bahkan tidak ada satu anggota tubuh yang terputus?"
