Angin sepoi-sepoi yang lembut berhembus dari jendela menara yang terbuka menyapu keduanya. Beberapa helai rambut Xen beterbangan mengikuti arus angin yang halus, dan Darius tak bisa menahan diri untuk tidak menikmati aroma memabukkan yang terhembus ke hidungnya.
Sungguh, dia tak pernah bosan dengannya.
"Darah malaikat?" bisiknya dengan rasa ingin tahu, hidungnya masih tertahan di rambutnya saat menunggu jawaban.
"Ya," pasangannya mengangguk ragu-ragu. "Aku... Aku mendapatkannya dari Ibu, kau tahu. Aku tidak tahu bagaimana atau mengapa semua ini terjadi, hanya saja, nah... Aku memiliki semacam kekuatan di dalam diriku."
Darius tak bisa percaya apa yang ia dengar. Darah malaikat? Dari ibunya? Itu sangat aneh sehingga dia tidak akan mempercayainya jika itu datang dari mulut lain. Tapi ini Xen... Pasangannya... Dia membuka diri kepadanya.
"Dan... apa kekuatan ini sebenarnya?" Darius bertanya dengan hati-hati.
