Dengan sekilas lidahnya, Clara bertahan di tempatnya ketika lawannya kembali meluncurkan diri kepadanya. Menegangkan otot-ototnya, ia tetap waspada pada kemungkinan darimana saja pisau perempuan itu bisa datang. Dengan tidak memilikinya senjata yang layak, ia harus mengimprovisasi strategi bertahannya.
Dalam sekejap mata, Clara menahan napas saat lawannya menebaskan pisau kepadanya. Melihat kecepatan perempuan itu, ia tahu bahwa tidak ada kemungkinan ia bisa menangkis apa yang akan datang.
Dengan cepat melompat ke belakang, Clara bahkan belum sempat menapak yang benar ketika perempuan itu sudah mendekatinya sekali lagi. Sudah jelas bahwa ia sedang tertekan, dengan lawannya terus menerus menekannya sambil mengayun-ayunkan pedangnya dengan niat jelas untuk membunuh.
[Apa yang kamu lakukan?!] Sheba menggonggong padanya. [Lawan!]
[Ada saran?!] Clara membentak balik, perhatiannya masih kuat pada mencoba menghindari serangan lawannya. [Saya tidak bisa sekedar menangkis dengan daging!]