Mengalihkan dirinya dari lamunan, Xenia menengadah untuk melihat Darius memberi isyarat agar dia naik ke atas kuda. Seperti sebelumnya, dia mengendarai berkendara di belakangnya, hampir memeluknya dari belakang saat dia membungkuk ke depan untuk memegang tali kekang kuda.
"Kurasa pernikahan ini akan batal," gumam Darius, hembusan napas panasnya nyaris menyentuh telinga Xenia. Dari gestur itu saja, dia sudah bisa merasakan bulu di belakang lehernya berdiri, sebuah guncangan keras melintasi tulang punggungnya saat dia mencoba menetap kembali di tempat duduknya. "Sayang sekali…"
Xenia berkedip mendengar kata-katanya. Sebanyak dia ingin mengakui sebaliknya, kata-kata Raja itu masuk akal. Lagi pula, siapa yang ingin melanjutkan pernikahan dengan perang yang menggantung di atas kepala mereka?