Ciuman itu tampak terus berlangsung selamanya. Setidaknya, itulah yang dipikirkan Freya saat dia merasa larut dalam pelukan Gideon. Sementara dia masih bisa merasakan tangannya di bahunya, kedua lengannya sendiri hampir bergetar dengan dorongan untuk memeluknya. Itu terlalu banyak, dan hatinya semakin berdebar semakin lama detik berlalu tanpa mereka saling mengambil nafas.
[Hah! Akhirnya!~] Yal berseru dari dalam pikiran yang kusut tersebut. [Bisakah kamu mengakuinya sekarang?! Jika itu bukan cinta, maka saya tidak tahu apa itu!]
Freya tak bisa tidak setuju dengan kata-kata serigala dalamnya. Sebanyak bagian darinya ingin menolaknya, tidak ada cara logis bagi tubuhnya untuk merespons keinginannya. Seolah-olah dia membutuhkan kehadirannya saat itu juga, kehadirannya menjadi balsam bagi jiwa lelahnya meskipun dia adalah penyebab stresnya sebelumnya.