Wajah Xenia memerah karena malu ketimbang menjawab, membuat Jayra tertawa lebih keras.
"Ayo, aku penasaran banget nih," Jayra menggoda dalam candaan. "Jangan pelit dengan temanmu tentang detilnya sekarang."
"Yah…. Ini luar biasa…" Xenia menjelaskan dengan kilauan di matanya.
"...Itu jawaban yang pelit banget..." Jayra menggelengkan kepala, membuat Xenia tertawa. "Maksudku, apakah awalnya sakit seperti yang kudengar dari orang lain?"
Xenia menatap temannya, mengendalikan tawanya saat dia bergurau balik. "Hmm… Kenapa kamu tidak coba dan rasakan sendiri? Baru kamu akan tahu maksudku~"
"Kamu sengaja menjawab seperti itu, ya. Hmph!" Jayra mengeluh dengan gerakan di mulutnya.
Xenia hanya tertawa melihat wajah kesal temannya. Dia tahu bahwa temannya hanya berpura-pura untuk membuatnya membocorkan lebih banyak detil. Meski itu tidak mudah dilakukan. Sudah saja, dia merasa sangat malu hanya dengan memikirkan dari mana harus memulai.