Perempuan dari mimpi-mimpinya itu, karena dia tidak seharusnya menjadi orang asing tetapi seseorang yang dia sayangi, lalu mengapa dalam mimpi-mimpinya sebelumnya, dia melihat perempuan itu membawa pisau ke dadanya?
Apakah dia seorang musuh? Seorang kekasih? Seorang kekasih yang berubah menjadi musuh?
Meski dia tidak bisa menjawab itu, ada sesuatu yang intuisinya katakan—kedekatan yang dia rasakan dengannya sama seperti apa yang dia rasakan dengan Bara.
'Dan mengapa Bara memanggilku Raven? Bagaimana dia tahu nama itu yang hanya aku dengar dalam mimpiku?'
Pikiran aneh muncul di benaknya saat dia ingat bagaimana wajah Bara dan wajah perempuan dalam mimpinya tumpang tindih.
'Bagaimana jika daripada leluhurnya... Bara adalah perempuan itu sendiri?'
Dia hampir mengejek betapa bodohnya dia, namun dia tidak bisa mengusir perasaan aneh itu.