Leeora jarang sekali kehilangan ketenangannya, tapi kali ini, dia benar-benar marah.
Dia pulang dengan tergesa-gesa untuk mengambil salah satu eliksir yang tersisa di tangannya. Meskipun tidak sejarang ramuan yang dibuat oleh Kepala Para Penyihir, itu tetap produk dari usahanya, obat berharga yang terbuat dari ramuan yang dibudidayakan dengan hati-hati dan diolah dengan kekuatannya. Dia telah memberikan banyak di antaranya kepada Erlos dan Bara, dan dia juga memberikan satu kepada istri herbalis kemarin, sehingga dia hanya memiliki tiga botol tersisa dalam petinya.
Leeora mengambil satu botol sambil menghela nafas sebelum kembali ke rumah lainnya. Dalam keadaan tidak sadar, Leeora entah bagaimana memberikan eliksir buatannya kepada Bara, berharap itu akan sedikit meringankan rasa sakit yang jelas terasa oleh manusia yang lemah ini. Setelah itu, Penatua Agung merawat lukanya.
