"Draven."
Kali ini, Morpheus memanggilnya dengan nama.
Draven menoleh ke atas, terkejut dengan perubahan mendadak Morpheus. Memanggilnya dengan namanya mengingatkannya pada hari-hari lama.
"Evanthe adalah satu-satunya perempuan yang aku akui," kata Morpheus dan Draven hanya mendengarkan, mencoba menebak apa yang dia maksudkan.
Morpheus melanjutkan, "Dan gadis manusia ini adalah yang kedua. Apakah kamu mengerti apa yang saya maksud sekarang?"
Amarah yang terpendam karena menyebut nama Evanthe sekali lagi muncul di mata Draven. "Dia bukan Evanthe."
"Itulah mengapa aku tidak keberatan bermain-main dengan dia. Buat keputusanmu untuk besok karena kali ini aku tidak akan menghemat apa pun yang akan menyakiti kamu. Lepaskan dia dan kamu akan melihatnya sebagai pasanganku," Morpheus memperingatkan, nada suaranya tenang namun niatnya berbahaya.
