Fu Ying berbalik dan memegang bahu Qu Ru untuk menghiburnya. "Tenanglah. Aku akan memikirkan sesuatu."
Qu Ru menatapnya dengan air mata di matanya. "Tapi apa lagi yang bisa kita lakukan? Sebelumnya kamu berjanji padaku akan membuat dia setuju dalam tiga hari. Sekarang, waktu itu telah lewat, tetapi dia masih belum setuju."
"Aku tahu. Pergilah tidur. Aku akan mengurusnya." nada suara Fu Ying lebih dingin.
Dengan itu, dia berbalik dan pergi.
Tangan Qu Ru terkepal menjadi tinju, dan kukunya menggali telapak tangannya.
Dia menatap pintu yang kosong dengan penuh kemarahan. Dia tidak tahu apa yang ingin dilakukan Fu Ying!
Apakah dia tidak ingin Mo Rao mendonorkan sumsum tulangnya?
Semakin dia memikirkannya, semakin dia merasa jengkel. Qu Ru pun mengikutinya keluar dengan diam-diam.
Fu Ying pergi menuju ruangan dokter.
