Ketika Mo Rao mendengar kata-kata Gu Ci, dia menatapnya dengan acuh tak acuh sebelum melihat ke arah Qu Rou.
"Kamu salah." Suaranya tetap dingin saat dia berkata, "Saya tidak pernah mengandalkan orang lain untuk sampai ke posisi saya sekarang. Saya mencapai ini semua dengan usaha saya sendiri."
Qu Rou menyeringai dan hendak membantah ketika Mo Rao berbicara lagi. "Namun, saya rasa kamu mungkin bukan kasusnya."
Qu Rou terdiam, dan sebuah ekspresi canggung berkelebat di matanya.
"Mo Rao, apa maksudmu?" Tidak mau terlihat lemah di hadapan Mo Rao, dia sengaja membuncingkan dada dan meluruskan punggungnya.
"Apa maksud saya?" tanya Mo Rao. "Saya pikir kamu tahu maksud saya. Pria itu sepertinya sedang menunggumu. Bukankah kamu harus pergi ke sana?"
Setelah mendengar kata-kata Mo Rao, Qu Rou secara refleks menoleh ke arah yang tadi dilihat Mo Rao. Sebagaimana dugaan, dia melihat seseorang yang berdiri di sana dan menatap ke arah mereka.
"Mo Rao!"