"Kamu baru saja sibuk pengambilan gambar belakangan ini, dan saya tidak ingin kamu khawatir, jadi saya tidak memberitahumu." Nyonya Tua Qu terlalu asyik mengobrol dengan Nyonya Tua Fu sampai dia tanpa sengaja melontarkannya.
"Nenek, jangan khawatir. Saya akan memikirkan jalan keluarnya." Mo Rao tidak ingin Nyonya Tua Qu khawatir tentang hal seperti itu di usianya. "Jaga dirimu dulu. Kesehatanmu lebih penting."
Nyonya Tua Qu mengangguk dan memegang tangan Mo Rao saat dia berkata, "Jangan terlalu keras bekerja. Jika ada orang yang mem-bully kamu di luar, cukup sebutkan namaku."
"Kamu juga bisa sebutkan nama keluarga Fu. Keluarga Fu juga menjadi dukungan kokohmu," sahut Nyonya Tua Fu.
Hati Mo Rao menjadi hangat. Setelah dipertemukan kembali dengan Nyonya Tua Qu, rasanya dia memiliki dua keluarga.
Apa yang hilang di masa lalu kembali kepadanya dengan kebahagiaan dua kali lipat.