Begitu pintu tertutup, bel pintu berbunyi lagi.
Mo Yuan mengerutkan kening dan mengencangkan tinjunya, bersiap untuk memukul Fu Ying begitu dia membuka pintu.
"Kakak, biar aku yang bicara."
Mo Rao benar-benar khawatir Mo Yuan dan Fu Ying akan berkelahi, jadi dia bergegas bangun dan menghentikan Mo Yuan.
"Rao Rao…"
"Ini adalah masalah antara dia dan aku. Aku tidak ingin kalian berkelahi karena aku," ujar Mo Rao pada Mo Yuan dengan serius.
Ketika Mo Yuan melihat bahwa Mo Rao sangat bersikeras, tidak peduli seberapa tidak senang dia, dia hanya bisa memberi jalan untuknya.
Mo Rao berjalan ke pintu dan membukanya.
"Fu Ying, mari kita bicara di luar."
Fu Ying dengan patuh mundur selangkah.
Dingin di luar pintu. Fu Ying dan Mo Rao hanya berjarak beberapa inci. Dia bertanya, "Kamu kedinginan? Kenapa kita tidak masuk dan bicara?"
Saat dia berbicara, udara putih hangat memenuhi ruang antara Fu Ying dan Mo Rao, seolah ingin melelehkan es di antara mereka.