```plaintext
Mo Rao dapat merasakan kemarahan Fu Ying. Dia bukan orang yang mudah bergaul pada awalnya. Setiap kali dia marah, suasana akan menjadi tegang.
Tapi dia memang meminta ini. Dia sangat mencintainya di masa lalu dan bersedia mengorbankan dirinya untuknya. Saat itu, dia memilih untuk melindungi wanita lain. Mengapa dia menyesalinya sekarang?
Tidak ada obat penyesalan di dunia ini.
Mo Rao berusaha sebaik mungkin untuk menenangkan diri, lalu dia menatap mata Fu Ying tanpa takut. "Fu Ying, mari kita lepaskan satu sama lain. Kamu tidak kekurangan wanita. Hanya saja aku terlalu mencintaimu sebelumnya dan kamu menganggap perasaanku itu remeh. Sekarang ketika aku tiba-tiba menarik kembali perasaan itu, kamu tidak mau menerimanya. Bagaimana seorang pria sepertimu bisa menerima dikacangin oleh seorang wanita?"
Ketika Fu Ying mendengar kata-kata ini, ekspresinya berubah pucat.