Mo Rao hanya tidur sebentar sebelum terbangun.
Dia tak bisa tidur nyenyak sama sekali. Kerusakan psikologisnya terlalu parah.
Selama beberapa hari terakhir, dia hanya bergantung pada cairan untuk mengisi nutrisinya dan tidak makan apa-apa.
Saat itu, dia benar-benar merasa lapar. Dia ingin duduk untuk melihat apakah ada yang bisa dimakan, tapi dia melihat ada seseorang duduk di samping ranjang.
"Shen Feng?!" Mo Rao agak terkejut. "Mengapa kamu ada di sini?"
"Saya datang untuk melihatmu." Mata Shen Feng penuh dengan kesedihan.
"Apakah kamu sudah di sini sejak lama?" Wajah pucat Mo Rao tidak lagi memancarkan kelembutan dan keimutan sebelumnya, hanya kelelahan.
Shen Feng mengangguk. "Saya datang sejak tadi. Saya melihat kamu tidur, jadi saya tidak membangunkanmu."
Mo Rao tersenyum pahit. "Maaf."
Shen Feng menyadari bahwa Mo Rao ingin duduk. Dia segera membungkuk dan dengan hati-hati membantunya duduk. Dia menyangga bantal untuknya untuk bersandar dan mengatur posisi ranjang.