Hanya saat itulah penonton menyadari bahwa panggung yang dirancang Sharon dipenuhi dengan kata-kata yang mengecamnya. Ini jelas sebuah adegan romantis, tetapi tubuhnya dibungkus kata-kata kotor seolah-olah itu adalah gaun yang dibuat khusus untuknya.
Tiba-tiba, lampu-lampu menyala. Jumlah lampu besar di panggung membuat semua orang tidak bisa membuka mata mereka sesaat.
Sharon juga merasakan ada yang salah dalam sekejap. Segera setelah itu, matanya yang kiri terjerumus ke dalam kegelapan total, dan mata kanannya hampir saja mendukungnya untuk melihat panggung dengan jelas. Namun, rasa sakit di matanya membuatnya tidak tahu harus berbuat apa sesaat. Musik tidak berhenti, dan tak seorang pun dari para juri atau orang lain yang panik. Apakah ini masalahku sendiri?
Pada saat ini, latihan masa lalunya telah menjadi ingatan otot. Meskipun hampir buta, ini tidak mempengaruhi penampilannya di panggung. Sesuai dengan latihannya, Sharon melepaskan pita udara yang tergantung di udara.