"Apakah kamu akan terus menatapku seperti ini?" Kamar tiba-tiba terasa sempit karena kehadirannya.
Tidak peduli apa yang dia lakukan, dia selalu merasa bahwa vampir itu terus menatapnya dalam-dalam.
Tatapannya begitu intens hingga dia tidak bisa berkonsentrasi pada buku yang sedang dibaca.
Maka, dia membiarkannya dan mencari bunga dari balkon tetapi bahkan saat itu dia merasakan perasaan yang aneh di perutnya.
Pada akhirnya, dia hanya berbaring di tempat tidur dan menutup matanya dengan pikiran bahwa dia tidak akan merasa lagi namun perasaan itu tidak hilang.
Apakah vampir itu tidak memiliki pekerjaan lain selain menatapnya.
"Kamu tahu menatap orang lain itu tidak sopan dan menyeramkan juga loh!" dia mengangkat alis saat dia berteriak padanya dengan tangan di pinggang seolah-olah dia gila berbagi kamar dengan vampir itu.
