"Tunggu.. tunggu sebentar, keagungan Anda." pria itu berdiri dengan wajah panik saat melihatnya hendak pergi. "Saya.. Saya ingin berbicara tentang dokumen yang Anda kirim juga, ada beberapa kesalahan di dalamnya."
Dia mengangkat alis dan duduk lagi sambil menunggu dia menjelaskannya lebih lanjut.
"Luhan sudah menangani pos markis di kekaisaran. Karena dia sudah bekerja dengan manusia, dia tidak memiliki banyak waktu untuk mengurus urusan provinsi. Mengapa tidak memilih yang lebih tua untuk mengurus hal-hal seperti itu."
Dia berkata dengan nada memuji saat memberikan kertas terakhir yang telah dia tanda tangani.
"Ah, begitu.. sayang sekali! Saya tidak percaya pada kalian semua. Saya hanya mengenal Luhan dan ingin memberinya kesempatan tetapi soal orang tua, saya tidak tahu apa-apa tentang mereka. Apakah begitu?" dia masih dengan senyum hangat di wajahnya tetapi matanya telah menjadi lebih dingin.
