"Kantor Anda. Baiklah. Saya akan tinggal di sini. Tapi saya akan membutuhkan tempat untuk beristirahat. Bagaimana kalau saya menggunakan kamar yang diberikan kepada Anda?" dia bertanya dengan nada acuh tak acuh tetapi wajah Edward mekar seperti bunga langka setelah musim semi.
Dia mengangguk dengan siap dan mengeluarkan kunci dari sakunya kemudian menepuk bahu Albert dengan raut wajah penuh rasa syukur.
"Terima kasih. Saya akan mengingat budi ini dan membalas Anda saat waktunya tiba." Albert hanya melambaikan tangan ketika Edward memberinya tatapan penuh rasa terima kasih sebelum berbalik dan berjalan menuju keretanya.
Kereta itu segera menjauh dari pandangan Albert yang menatap kunci itu.
Dia seharusnya sudah pergi. Lalu, mengapa dia memutuskan untuk tinggal? Seharusnya lebih baik jika dia pergi saat kejadian itu terjadi. Dengan begitu, tidak ada yang bisa meragukannya tetapi ketika dia melihat kunci itu lagi, senyum jahat terbentuk di bibirnya.