Dia berkata dengan nada acuh tak acuh tapi kata-katanya menghantam penyihir tua itu seperti sambaran petir.
Dia merasa dirinya membeku karena terkejut,
"Dan dia akan membantu saya membunuh adiknya yang lebih muda dengan senyum cerah di wajahnya kemudian saya akan berhubungan seks dengannya lagi setelah membunuh Hazel di depan matanya." dia tersenyum ketika wanita tua itu kembali sadar.
"Saya sudah bilang padamu untuk tidak menyakiti putriku yang lebih tua! Hanya Hazel yang berdosa." dia mengerutkan kening dengan mata menyipit ke wajahnya. "Kapan kamu akan membunuhnya?"
"Saat perburuan?" lelaki itu berkata santai saat dia meregangkan tubuhnya lalu menguap. "Karena dia sangat ingin menjadi ratu. Saya akan menjadikannya ratu sebelum dia mati."
Dia tersenyum akhirnya, tidak khawatir tentang putrinya yang dimanfaatkan.
"Maka saya akan menunggu kabar baik itu." dengan itu wajah wanita itu mulai menghilang.
