Setelah berjalan sekitar sepuluh menit, Xia Jing berhenti dan melucuti kain hitam yang menutupi mata Su Wan.
Bulu mata Su Wan berkedip-kedip saat ia perlahan membuka matanya untuk beradaptasi dengan cahaya di sekitarnya.
Di hadapannya terhampar bunga-bunga yang tak terhitung jumlahnya. Seolah-olah ia telah berjalan masuk ke dunia penuh bunga.
Waktu itu malam hari, dan bunga-bunga itu didekorasi dengan lampu-lampu kecil malam.
Saat Su Wan membuka matanya, orang-orang di sekitarnya bersorak. Jalur kelopak mawar terbentang dari kaki Su Wan. Di ujung jalur tersebut berdiri Jing Chen, di dalam sebuah hati raksasa yang dibentuk dari lilin.
Su Wan menutupi mulutnya karena terkejut. Hidungnya terasa perih dan matanya terisi dengan air mata.
Dia mengangkat kakinya dan mulai berjalan menuju Jing Chen.
Satu langkah, dua langkah, tiga langkah… sembilan langkah.